Firman Tuhan mengajar kita untuk memberi pengampunan kepada orang yang telah melukai kita. Kita sering berkata, "Oke saya maafkan kesalahannya, tapi jangan harap saya mau ketemu dia lagi." Namun Alkitab menyatakan bahwa kita harus memberi pengampunan kepada orang lain tidak hanya sekali, dua kali, atau sampai tujuh kali. "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." (Matius 18:22).
Tidak peduli betapa dalam luka yang telah mereka tancapkan di hati kita, tugas kita tetaplah memberikan pengampunan. Mengapa kita harus memberi pengampunan? Karena dosa-dosa kita telah diampuni oleh Tuhan Yesus melalui pengorbananNya di atas kayu salib. Sebesar apa pun dosa atau pelangaran yang telah kita perbuat, darah Yesus selalu menyucikan kita ketika kita mau datang kepada Tuhan dan bertobat. FirmanNya, "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yesaya 1:18)
Banyak para pemuda yang menempuh berbagai cara untuk melupakan rasa sakit hatinya. Sayang, banyak dari mereka yang menempuh jalan yang salah, Ada yang menumpahkan segala kekesalan hati melalui twitter/facebook dengan kata-kata yang kasar dan kurang pantas. itu adalah tindakan-tindakan yang negatif yang Tuhan tidak inginkan. Percayalah Tuhan tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita sendirian melewati pergumulan yang berat itu; Dia mengerti dan mempedulikan kita.
Baca: Matius 18:21-35
"Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." Matius 18:35
Kalau Tuhan sudah membuang jauh-jauh segala dosa dan pelanggaran kita sejauh timur dari barat, bahkan firman-Nya berkata: "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yesaya 1:18), namun kita yang telah diampuni dosa-dosanya oleh Tuhan seringkali sulit mengampuni orang lain dengan sepenuh hati. Kita masih saja mengingat-ingat kesalahan orang lain, mengungkit-ungkit apa yang telah orang lain perbuat terhadap kita, bahkan kita terus membicarakannya.
Mengampuni dan tidak lagi mengingat-ingat kesalahan orang seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, saling terkait satu sama lain. Jika kita masih mengingat-ingat perbuatan jahat seseorang, bagaimana ia menyakiti kita, bagaimana ia mengecewakan kita, bagaimana ia melukai kita, itu sama artinya kita belum sepenuh hati mengampuni, padahal mengampuni adalah salah satu jalan untuk kita beroleh pengampunan dari Tuhan. Ada tertulis: "...jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15); artinya pengampunan yang kita peroleh dari Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kewajiban kita mengampuni orang lain, sebab mengampuni adalah perintah Tuhan.
Bila kita mengatakan bahwa kita sudah mengampuni orang lain berarti kita melakukan apa yang Tuhan sudah teladankan yaitu membuang jauh kesalahan dan pelanggaran orang lain terhadap kita, serta tidak mengingat-ingatnya lagi. Ketika kita mengambil keputusan untuk mengampuni orang lain berarti kita juga bertekad untuk tidak lagi menyimpan luka dan sakit hati. Kasih itu "...tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia menutupi segala sesuatu," (1 Korintus 13:5b, 7). Mengampuni berarti mempraktekkan kuasa pengampunan yang telah kita terima dari Tuhan, dan melepaskannya kepada orang lain.
Pengampunan telah dilepaskan Tuhan bagi kita, masakan kita tidak mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Coba hitung: berapa banyak pelangaran kita kepada Tuhan? Berapa kali kita menyakiti hati Tuhan dengan ketidaktaatan kita? Sejahat apa pun dan seberapa besar kesalahan orang lain kepada kita, kita harus bisa mengampuni, karena Tuhan Yesus telah mengampuni kita tanpa syarat.
Coba kita renungkan tanyakan pada hiti kita masing-masing:
* Apakah kita ingin dimaafkan atas kesalahan yang kita lakukan ? "YA / TIDAK"
* Apakah kita mau diberikan kesempatan ke dua untuk memperbaiki kesalahan kita ? "YA / TIDAK"
* Apakah kita mau orang lain mengampuni dan melupakan kesalahan kita ? "YA / TIDAK"
kalau jawaban kalian semua "YA" begitu juga yang dirasakan oleh orang yang telah melakukan kesalahan atau melukai hati kalian.
Ingatlah ini: "...jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." Matius 6:15
Jika T uhan Yesus saja mau mengampuni kita yang penuh dosa, mnengapa kita tidak bisa mengamuni dan melupakan segala kealahan orang lain. Bukankah kita juga sering melakukan kesalahn dan dosa?
Tuhan Yesus Memberkati. Amin 😇
Banyak para pemuda yang menempuh berbagai cara untuk melupakan rasa sakit hatinya. Sayang, banyak dari mereka yang menempuh jalan yang salah, Ada yang menumpahkan segala kekesalan hati melalui twitter/facebook dengan kata-kata yang kasar dan kurang pantas. itu adalah tindakan-tindakan yang negatif yang Tuhan tidak inginkan. Percayalah Tuhan tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita sendirian melewati pergumulan yang berat itu; Dia mengerti dan mempedulikan kita.
Baca: Matius 18:21-35
"Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." Matius 18:35
Kalau Tuhan sudah membuang jauh-jauh segala dosa dan pelanggaran kita sejauh timur dari barat, bahkan firman-Nya berkata: "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yesaya 1:18), namun kita yang telah diampuni dosa-dosanya oleh Tuhan seringkali sulit mengampuni orang lain dengan sepenuh hati. Kita masih saja mengingat-ingat kesalahan orang lain, mengungkit-ungkit apa yang telah orang lain perbuat terhadap kita, bahkan kita terus membicarakannya.
Mengampuni dan tidak lagi mengingat-ingat kesalahan orang seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, saling terkait satu sama lain. Jika kita masih mengingat-ingat perbuatan jahat seseorang, bagaimana ia menyakiti kita, bagaimana ia mengecewakan kita, bagaimana ia melukai kita, itu sama artinya kita belum sepenuh hati mengampuni, padahal mengampuni adalah salah satu jalan untuk kita beroleh pengampunan dari Tuhan. Ada tertulis: "...jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15); artinya pengampunan yang kita peroleh dari Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kewajiban kita mengampuni orang lain, sebab mengampuni adalah perintah Tuhan.
Bila kita mengatakan bahwa kita sudah mengampuni orang lain berarti kita melakukan apa yang Tuhan sudah teladankan yaitu membuang jauh kesalahan dan pelanggaran orang lain terhadap kita, serta tidak mengingat-ingatnya lagi. Ketika kita mengambil keputusan untuk mengampuni orang lain berarti kita juga bertekad untuk tidak lagi menyimpan luka dan sakit hati. Kasih itu "...tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia menutupi segala sesuatu," (1 Korintus 13:5b, 7). Mengampuni berarti mempraktekkan kuasa pengampunan yang telah kita terima dari Tuhan, dan melepaskannya kepada orang lain.
Pengampunan telah dilepaskan Tuhan bagi kita, masakan kita tidak mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Coba hitung: berapa banyak pelangaran kita kepada Tuhan? Berapa kali kita menyakiti hati Tuhan dengan ketidaktaatan kita? Sejahat apa pun dan seberapa besar kesalahan orang lain kepada kita, kita harus bisa mengampuni, karena Tuhan Yesus telah mengampuni kita tanpa syarat.
Coba kita renungkan tanyakan pada hiti kita masing-masing:
* Apakah kita ingin dimaafkan atas kesalahan yang kita lakukan ? "YA / TIDAK"
* Apakah kita mau diberikan kesempatan ke dua untuk memperbaiki kesalahan kita ? "YA / TIDAK"
* Apakah kita mau orang lain mengampuni dan melupakan kesalahan kita ? "YA / TIDAK"
kalau jawaban kalian semua "YA" begitu juga yang dirasakan oleh orang yang telah melakukan kesalahan atau melukai hati kalian.
- Matius 7:1-5 (BIS)
- 1 "Janganlah menghakimi orang lain, supaya kalian sendiri juga jangan dihakimi oleh Allah.
- 2 Sebab sebagaimana kalian menghakimi orang lain, begitu juga Allah akan menghakimi kalian. Dan ukuran yang kalian pakai untuk orang lain, akan dipakai juga oleh Allah untuk kalian.
- 3 Mengapa kalian melihat secukil kayu dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kalian perhatikan?
- 4 Bagaimana kalian dapat mengatakan kepada saudaramu, 'Mari saya keluarkan kayu secukil itu dari matamu,' sedangkan di dalam matamu sendiri ada balok?
- 5 Hai munafik! Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri, barulah engkau melihat dengan jelas, dan dapat mengeluarkan secukil kayu dari mata saudaramu
Ingatlah ini: "...jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." Matius 6:15
Jika T uhan Yesus saja mau mengampuni kita yang penuh dosa, mnengapa kita tidak bisa mengamuni dan melupakan segala kealahan orang lain. Bukankah kita juga sering melakukan kesalahn dan dosa?
Tuhan Yesus Memberkati. Amin 😇
Tidak ada komentar:
Posting Komentar