zzzzz

IMAN TANPA PERBUATAN ADALAH MATI

Bacaan : Yakobus 2:14-26
"Demikian juga halnya dengan iman:  Jika itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”  Yakobus 2:17


“Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.” Yakobus 2:22
Yakobus menulis bahwa iman dan perbuatan harus seimbang. Iman bila disertai perbuatan nyata akan menjadi sempurna, jika tidak iman itu kosong dan sia-sia. Contoh: bila kita beriman kepada Tuhan Yesus dan mengakui bahwa Dia adalah Sang Penyembuh dan Gembala yang baik, mengapa ketika sakit dan menghadapi masalah kita masih mengeluh, panik, bersungut-sungut, dan mencari pertolongan ke dukun atau paranormal ? Dapatkah kita membawa orang kepada Kristus bila kehidupan kita tidak mengalami kemenangan? Ini adalah tanda bahwa iman tidak disertai perbuatan.

Adalah dua unsur penting dalam iman:  seseorang dapat dikatakan memiliki iman bila ia percaya meski belum melihat bukti;  selain itu, seorang beriman taat melakukan kehendak Tuhan, apa pun resikonya.  Jadi, iman juga harus disertai perbuatan atau tindakan nyata.  Bila tidak,  "...iman itu pada hakekatnya adalah mati.".


“Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”
Sebuah kata iman sesungguhnya memiliki pengertian sangat dalam yang berkenaan dengan kepercayaan atau keyakinan yang sepenuh atau seteguh hati. Penulis Ibrani menggambarkan iman sebagai “dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11:1). The assurance/confirmation, the title deed of the things we hope for, the proof of things we do not see and the conviction of their reality. In other words, faith perceiving as real fact what is not revealed to the senses.

 Bila kita berpegang teguh pada iman kita kepada Tuhan Yesus, langkah tepat jika menghadapi badai dan gelombang hidup adalah lari di bawah kaki Yesus, berdoa dan membangunkan Dia yang kita taruh di belakang perahu kita. Yakobus bertanya kepada kita, “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?” (Yakobus 2:14)

Dengan demikian, tidak ada jalan lain untuk mencapai iman dengan taraf sempurna selain mempraktekkan firman. Salah satu contohnya adalah hal ‘kasih’. Kita berkata bahwa kita sangat mengasihi Tuhan, tetapi kita masih menyimpan sakit hati, benci atau bahkan tidak bisa mengampuni saudara kita; apakah ini kasih? “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” (1 Yohanes 4:20). Kalau kita membaca dalam Ibrani 11, di situ tercaata saksi-saksi iman, seperti Henokh, Nuh, Abraham, Musa, Yusuf dan lainnya menjadi teladan dari generasi ke generasi tidak hanya karena imannya, tetapi juga ketaatan mereka dalam melakukan firman ini adalah iman yang disertai dengan perbuatan.


“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yakobus 2:26)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar